Minggu, 15 November 2009
PUPUK ORGANIK GRANULE BERBAHAN BAKU LIMBAH PERTANIAN
KEUNGGULAN PUPUK ORGANIK:
Harga lebih murah daripada pupuk konvensional (kimia/anorganik).
Bisa dikombinasikan dengan pupuk anorganik bisa menekan kebutuhan pupuk kimia antara 25% hingga 50%.
Memperbaiki struktur fisik dan kimiawi tanah, suatu efek yang tidak dimiliki pupuk kimia yang justru merugikan dalam jangka panjang.
Menggunakan bahan baku limbah pertanian yang terbarukan dibanding pupuk konvensional yang dibuat dari gas alam yang harganya terus meningkat.
Mengurangi pembakaran limbah pertanian sehingga lebih ramah lingkungan.
Kandungan hara lengkap untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal.
Manunjang produksi pertanian organik yang bebas dari bahan kimia dan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
Bisa diintegrasikan dengan pabrik atau pusat produksi pertanian dan perkebunan yang kaya bahan baku sehingga menambah ragam produk dan nilai penjualan.
TAHAP I: COMPOSTING
Composting adalah proses dekomposisi bahan organik (biomasa) secara biologis dengan cara mengaktifkan jasad renik (mikroba) yang bersifat aerobik.
Dekomposisi mengembalikan unsur-unsur pembentuk bahan organik yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan sehingga unsur-unsur ini menjadi pupuk.
Meski mikroba sudah ada di alam bebas, kini sejumlah produk mikroba dan bioteknologi kini tersedia secara komersial yang berfungsi mempercepat proses dekomposisi hingga satu minggu.
Berbagai biomasa dari limbah pertanian, perkebunan, peternakan dan limbah pabrik pengolah hasil perkebunan seperti pabrik kepala sawit dan pabrik gula bisa dijadikan bahan baku.
Bahan organik berserat panjang seperti janjang kosong buah sawit (empty fruit bunch) dan daun tebu (Jawa: daduk) perlu dipotong-potong dulu sebelum memasuki tahap composting.
TAHAP II: GRANULASI DAN PENGERINGAN
No. PROSES MESIN
1. Penghancuran partikel kompos Crusher
1. Penyaringan partikel kompos Filter Cloth
2. Granulasi partikel kompos menjadi butiran (granule) Parabolic Granulator
3. Pengeringan granule kompos Rotary Drier
4. Pengayakan dan pendinginan granule Rotary Screen
5. Pengemasan Manual atau mekanis
SPESIFIKASI SINGKAT MESIN-MESIN UTAMA:
Crusher, Filter Cloth dan silo digerakkan dengan electric motor 2 X 22 HP.
Parabolic Granulator menggunakan water spray dan digerakkan dengan motor 10 HP.
Rotary Drier menggunanakan sistem joint-coupling dan mill roller (tanpa roda gigi), digerakkan
dengan motor 10 HP Variable Speed.
Rotary Screen memastikan ukuran granule yang seragam, misal 6 mm atau 12 mm; digerakkan
dengan motor 10 HP.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar